Kamis, 22 Mei 2025

KARYA ILMIAH - NOORMAIDAH MAHRIN

 Mengapa Kita Sulit Bangun Pagi? Sebuah Tinjauan Ilmiah


Bangun pagi adalah tantangan yang sangat umum di masyarakat modern. Banyak orang merasa berat membuka mata meskipun alarm sudah berbunyi berkali-kali. Padahal, bangun pagi sering dikaitkan dengan produktivitas dan kesehatan yang lebih baik. Secara ilmiah, kesulitan bangun pagi berkaitan erat dengan ritme sirkadian—jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun. Ritme ini secara alami dipengaruhi oleh cahaya dan kegelapan. Ketika malam tiba, tubuh memproduksi hormon melatonin yang membuat kita mengantuk. Namun, paparan cahaya buatan dari layar ponsel, komputer, dan lampu terang dapat menunda produksi hormon ini. Akibatnya, kita tidur lebih larut dan kesulitan bangun pagi karena tubuh belum cukup istirahat.


Tak hanya ritme sirkadian, durasi dan kualitas tidur juga sangat menentukan. Orang dewasa idealnya tidur antara tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Jika tidur terlalu singkat atau terganggu, tubuh tidak menyelesaikan siklus tidur yang lengkap, termasuk fase tidur dalam dan REM yang penting untuk pemulihan otak dan tubuh. Bangun pada fase tidur yang dalam bisa menyebabkan perasaan lelah, bingung, dan bahkan pusing. Selain itu, kebiasaan buruk sebelum tidur seperti mengonsumsi kafein, makan berat, atau menggunakan gawai dapat memperburuk kualitas tidur, membuat tubuh tidak siap bangun saat pagi datang.


Penelitian juga menunjukkan bahwa stres dan kurang aktivitas fisik turut memengaruhi pola tidur. Saat seseorang stres, kadar kortisol dalam tubuh meningkat dan bisa mengganggu kemampuan otak untuk “mematikan” dirinya dan beristirahat. Aktivitas fisik yang minim di siang hari juga dapat menyebabkan tubuh tidak merasa lelah saat malam tiba, sehingga tidur pun tertunda. Untuk membantu tubuh lebih siap bangun pagi, para ahli menyarankan untuk menjaga konsistensi waktu tidur dan bangun setiap hari, termasuk di akhir pekan. Paparan cahaya matahari di pagi hari juga penting untuk mengatur ulang jam biologis. Selain itu, menghindari gawai sebelum tidur dan menciptakan rutinitas malam yang menenangkan terbukti efektif meningkatkan kualitas tidur.


Kesulitan bangun pagi bukanlah bentuk kemalasan, tetapi hasil dari interaksi kompleks antara gaya hidup dan proses biologis. Memahami penyebabnya secara ilmiah dapat membantu kita menemukan solusi yang lebih realistis dan efektif. Dengan kebiasaan yang tepat dan disiplin waktu tidur, bangun pagi bisa menjadi hal yang lebih mudah dan menyenangkan dalam keseharian kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAH - AHMAD SETIAWAN

 Sisi Lain Media Sosial: Antara Manfaat dan Dampak Negatif bagi Masyarakat Modern Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keh...