Kamis, 22 Mei 2025

KARYA ILMIAH - ALISYA

 Judul:Mitigasi Bencana Longsor 


Pendahuluan:

Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh kawasan perbukitan dan pegunungan, serta curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Kondisi ini menjadikan Indonesia sangat rawan terhadap bencana tanah longsor. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa longsor menempati posisi kedua setelah banjir sebagai bencana alam paling sering terjadi di Indonesia. Dalam konteks kebangsaan, bencana ini tidak hanya berdampak pada kerusakan fisik, tetapi juga menguji semangat solidaritas dan kepekaan sosial masyarakat terhadap sesama warga negara.





Kajian Teoretis dan Faktor Penyebab Longsor


Menurut Cruden & Varnes (1996), longsor adalah perpindahan massa tanah dan batuan yang bergerak menuruni lereng akibat ketidakstabilan lereng. Faktor penyebab longsor terbagi menjadi dua, yaitu:


Faktor Alamiah: curah hujan tinggi, gempa bumi, struktur geologi yang lemah, dan kemiringan lereng.


Faktor Antropogenik: penggundulan hutan, penggunaan lahan yang tidak sesuai, dan pembangunan tanpa kajian geoteknik.






Analisis Struktural: Upaya Mitigasi


Struktur Fisik:


Pembangunan sistem drainase yang baik untuk mengurangi rembesan air ke dalam tanah.


Pemasangan bronjong dan paku bumi pada lereng-lereng curam.


Reboisasi dan pembangunan terasering di daerah rawan longsor.



Struktur Sosial:


Pelatihan masyarakat melalui program Desa Tangguh Bencana.


Sosialisasi pendidikan kebencanaan sejak dini.


Peran aktif LSM dan tokoh masyarakat dalam menyebarkan informasi dan tindakan preventif.



Struktur Pemerintahan:


Koordinasi antara BNPB, BMKG, dan Pemda dalam memberikan peringatan dini.


Pemetaan daerah rawan dan regulasi ketat terhadap izin pembangunan di zona bahaya.






Relevansi terhadap Kebangsaan dan Ketahanan Nasional


Penanggulangan bencana tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai kebangsaan. Dalam konteks ini, bencana longsor menjadi ujian bagi:


1. Solidaritas Sosial: Kesadaran warga negara untuk membantu sesama korban bencana mencerminkan nilai persatuan dan gotong royong, inti dari Pancasila.



2. Kesetaraan Pembangunan: Wilayah rawan longsor seringkali adalah daerah pedesaan yang tertinggal. Tindakan negara untuk melindungi mereka adalah wujud keadilan sosial.



3. Ketahanan Nasional: Ketangguhan suatu bangsa dalam menghadapi bencana mencerminkan kekuatan sosial dan politik dalam menjaga stabilitas nasional.


Kesimpulan


Longsor adalah bencana alam yang dapat diprediksi dan dimitigasi dengan pendekatan struktural yang menyeluruh, baik secara fisik maupun sosial. Namun, mitigasi tidak cukup hanya dengan teknologi dan kebijakan. Diperlukan juga semangat kebangsaan—gotong royong, solidaritas, dan cinta tanah air—untuk membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana. Dalam jangka panjang, hal ini akan memperkuat ketahanan nasional dan memperkuat rasa memiliki terhadap bangsa dan negara.


Daftar Pustaka (contoh singkat)


BNPB. (2023). Laporan Bencana Alam Indonesia.


Cruden, D.M., & Varnes, D.J. (1996). Landslide types and processes. In Turner, A.K., & Schuster, R.L. (Eds.), Landslides: Investigation and Mitigation.


Badan Geologi. (2022). Pemetaan Daerah Rawan Longsor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAH - AHMAD SETIAWAN

 Sisi Lain Media Sosial: Antara Manfaat dan Dampak Negatif bagi Masyarakat Modern Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keh...