Kamis, 22 Mei 2025

KARYA ILMIAH - AULIA TISYA

 Judul: Media Sosial dan Kesehatan Mental Remaja: Antara Manfaat dan Ancaman


Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja. Aplikasi seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga tempat berbagi cerita, mencari hiburan, bahkan membangun identitas diri. Namun, di balik manfaatnya, muncul kekhawatiran akan dampak negatif terhadap kesehatan mental remaja.


Ketergantungan yang Tak Terlihat

Salah satu efek paling umum dari penggunaan media sosial adalah munculnya ketergantungan. Banyak remaja merasa perlu untuk terus-menerus memeriksa ponsel mereka agar tidak ketinggalan informasi atau kabar terbaru. Fenomena ini dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out), yaitu rasa cemas karena takut tertinggal dari pergaulan atau informasi yang terjadi di dunia maya.


Studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan dapat berkontribusi pada gangguan tidur, kurang konsentrasi, bahkan menurunnya prestasi akademik. Hal ini disebabkan karena waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar atau istirahat, tergantikan oleh waktu menatap layar.


Standar Kecantikan yang Tidak Realistis

Media sosial juga sering menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, yang belum tentu mencerminkan kenyataan. Remaja yang sedang dalam fase pencarian jati diri sering kali membandingkan diri mereka dengan orang lain, terutama dengan figur publik atau influencer. Ini bisa memunculkan perasaan tidak percaya diri, kecemasan, bahkan depresi.


Filter foto dan editing yang digunakan di media sosial memperparah kondisi ini dengan menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis. Akibatnya, banyak remaja merasa tidak cukup baik hanya karena tidak memenuhi "standar" tersebut.


Manfaat yang Tak Bisa Dikesampingkan

Namun, penting juga untuk tidak melihat media sosial sebagai sesuatu yang sepenuhnya negatif. Ketika digunakan dengan bijak, media sosial bisa menjadi sarana belajar, mengekspresikan diri, dan membangun jaringan sosial yang sehat. Banyak remaja menemukan komunitas yang mendukung minat mereka, seperti musik, seni, atau olahraga, yang tidak mereka temukan di lingkungan sekitar.


Bahkan, selama pandemi COVID-19, media sosial menjadi penghubung utama antar individu ketika interaksi tatap muka terbatas. Ini menunjukkan bahwa media sosial bisa menjadi alat yang positif jika dikelola dengan baik.


Menemukan Keseimbangan

Kunci dari penggunaan media sosial yang sehat adalah keseimbangan. Remaja perlu diajarkan untuk mengenali kapan mereka mulai merasa lelah secara mental karena media sosial, dan belajar untuk beristirahat. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam mengawasi, mendampingi, serta memberikan edukasi digital yang sehat sejak dini.


Kesadaran akan batasan, kemampuan memilah informasi, serta pemahaman bahwa kehidupan nyata tidak selalu seindah yang ditampilkan di layar adalah bekal penting bagi remaja untuk tetap sehat secara mental di era digital ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAH - AHMAD SETIAWAN

 Sisi Lain Media Sosial: Antara Manfaat dan Dampak Negatif bagi Masyarakat Modern Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keh...