Selasa, 29 April 2025

DIALOG-KELOMPOK 2

 tugas akhir bab 2, kelompok 2



Kelompok 2 :  

- Roykhan tri

- tarisah(ica)

- nactarrafa

- arisyah(bu alisya)

- qiwamuddin


Tokoh dan Penokohan :  

- Ica : siswi yang selalu mengingatkan Roy dan Miko  

- Miko : siswa yang bisa dibilang nakal dan selalu ngelanggar peraturan  

- Roy : sifatnya tidak jauh dari Miko  

- Bu Alisya : penyabar walau terkadang lepas kendali  

- Kiwa : siswa yang bertobat setelah mengetahui pahitnya nakal

Latar :  

- Tempat : Ruang kelas dan Ruang BK  

- Waktu : ketika sekolah tengah aktif

- Suasana : bahagia, akrab, mencair, haru  


Kesadaran dalam persahabatan


(Lampu redup dan musik mulai bermain)


Di kelas XI-5, tempat dimana 38 siswa-siswi menempuh pelajaran untuk mengais masa depan. Dan terdapat tiga orang yang menjadi tatapan utama para Bu Alisya. Ica, Roy, dan Miko. Suatu hari, di hari senin seperti yang Bu Alisya duga ...



Roy : (membuka pintu kelas yang berderit dengan kasar) samlekom!  


Miko : (mengikuti dari belakang Roy sambil melambaikan tangan) samlekom!


Bu Alisya : (Bu Alisya yang sudah geram dengan mereka berdua akhirnya berdiri dan menghampirinya) Cukup! kalian berdua! Kenapa sih kalian selalu telat? Kan wes tak kandani kalau masuk sekolah itu jam 6.55! Kenapa malah datang jam 7.30?!  


Miko : (dengan gaya nya yang santai yang tak tau malu) Ya sorry nih Bu. Roy tadi saya bangunin, tapi gak iso. Makanya saya—


Bu Alisya : (dengan cepat motong kalimat Miko) hentikan! ikut saya ke Ruang BK! (Dengan sigap, Bu Alisya menggiring mereka berdua ke. Ruang BK)


Roy : waduh, Ko, kenek masalah maneh kita ini (bukan dengan nada khawatir, tapi malah nantang)


Miko : santai, mungkin cuman di marahi doang. Gak mungkin diapa-apain.


Setelah beberapa saat digiring, mereka akhirnya sampai di Ruang BK. Namun, saat mereka masuk, mereka melihat Ica sedang mengobrol dengan anak cowok yang belum pernah Roy dan Miko lihat.  


Bu Alisya : lihat saya! Jangan alihkan perhatian kalian ke mereka! (Bu Alisya membentak) Kalian ini kenapa sih? Selalu aja ngelanggar peraturan sekolah. (Bu Alisya melihat ke Miko dengan tatapan tajam) Kamu Ko, selalu aja ngajak Roy buat ngelanggar. (Sekarang tatapan


nya pindah ke Roy) Kamu juga, lapo gelem diajak nakal sama Miko? Udah tau dia pernah gak naik kelas, malah ditemenin  


Roy : (dengan tatapan sedikit mengejek sambil menjawab) kalo katanya ustad saya, Bu, semua teman itu harus ditemenin. Kasian kan Miko kalo gak ditemenin.


Sesuai dugaan mereka , bahwa mereka akan diomelin oleh Bu Alisya dengan beberapa ceramah yang bahkan mengalahkan khutbah Jum’at hingga beberapa saat berlalu, Ica menghampiri mereka


Ica : (dengan menyedekapkan tangan nya) pasti karena terlambat lagi, ya Bu?


Bu Alisya : (melihat ke arah Ica) bener, selalu aja temen-temen mu ini ada aja kelakuannya. Kalo gak tidur ya telat. Kalo gak telat, ya bolos. Memang Masyallah sekali dua anak ini


Miko : (menyikut lengan Roy) bener kan, kita emang anak yang “Masyallah”. Wali kita aja ngakoni, hahahaha


Roy : (ikut tertawa)


Hal itu sontak saja membuat Bu Alisya semakin panas dan menghukum mereka dengan berdiri di depan kelas sambil mengangkat seember penuh air dengan kaki satu terangkat. Sementara itu, Ica datang dengan murid yang nampaknya akan menjadi murid baru di kelas mereka dengan tatapan mengejek.


Ica : (tertawa puas) hahahaha, mampus tuh! Rasakno! Salah sendiri gapernah ngikutin aturan sekolah! (Berbalik arah dan melihat ke arah si newbie) ayo masuk.


Ica dan murid baru itupun masuk diikuti dengan tatapan Roy dan Miko yang terus mengikuti sampai masuk ke kelas


Roy : sopo yo murid baru itu?  


Miko : ra weruh. Biarkan aja. Nanti kita ajak bolos (tawa kecil yang penuh kelicikan)


Mereka bisa mendengar suara tepuk tangan dan beberapa sambutan kepada murid baru itu. Namun mereka belum tau, siapa dia? Setelah mereka berdiri hampir 2,5 jam, akhirnya mereka memutuskan untuk masuk ke kelas.  


Roy : ikulho arek e (sambil menunjuk ke arah “dia”)


Miko : kita samperin aja. Gasskeun!


Mereka pun datang ke tempat murid baru itu duduk yang dimana ia tengah membaca buku.


Miko : halo brow. What’s your name? (Mengulurkan tangan untuk bersalaman)


Roy : (cekikikan) sok-sokan enggres kowe iki.  


Kiwa : (senyum ke arah Miko) aku Kiwa (meraih tangan Miko)


Roy : aku Roy. Iki Miko (menaruh tangan diantara tangan mereka)


Ica yang melihat itu segera ke mereka, untuk mengkonfirmasi bahwa mereka berdua tidak mengajak aneh-aneh ke Kiwa.  


Ica : (berada di dekat Miko dan Roy) jangan macem-macem lho ya kalian. Kalian gamau kan buat Bu Alisya marah-marah lagi? (Melihat ke arah Kiwa) Jangan mau, Wa, kalo diajak mereka-mereka ini. Nakal mereka tuh.


Kiwa : (senyum ke mereka) makasih uwes ngilingno aku. Tapi, sebenarnya, aku pindah kesini karena dulu juga ada masalah di sekolah. Sama nakalnya seperti Miko dan Roy. Mungkin malah lebih parah.


Miko dan Roy : (secara bersamaan terkekeh)


Miko : keren dong kalo kamu lebih dari kita (tertawa)


Roy : iya, kita aja mentok cuman sampe bolos sama skip pelajaran, gak keren sama sekali.


Kiwa : (terkekeh kecil) aku dulu juga berpikir seperti itu, bahwasanya menjadi nakal di lingkungan sekolah atau menjadi jagoan akan merasa keren. Namun pemikiranku berubah setelah mendapatkan Surat Pernyataan Drop Out dari sekolah ku.  


Miko dan Roy: (raut wajah mereka berubah menjadi penasaran dan segelintir ketakutan) separah itu? (Kata mereka bersamaan)


Kiwa : (masih dengan semyumannya, namun menyimpan kenyataan pahit dibaliknya) iyap, dan itu membuatku semakin sadar, bahwasanya menjadi anak-anak seperti masalalu ku tak seindah dan seberhaga sekaran ini. Kini, aku bersumpah kepada diriku sendiri, bahwa dengan kejadian yang terjadi, aku tak akan mengulanginya lagi.  


Ica : (dengan nada datar namun jleb ke Roy dan Miko) tuh dengerin apa kata Kiwa. Dek e tobat setelah merasakan itu. Kamu mau juga di D.O dari sekolah? Udah diberi pengalaman tuh sama orangnya lansung. (Menyenggol mereka)


Bu Alisya : (membuka pintu setelah mendengar pernyataan dari mereka) benar sekali apa yang dikatakan Ica sama Kiwa. Miko, Roy, apa kamu mau sekolah D.O kamu berdua? Gak kasihan sama ortu kamu yang udah biayain dari kecil sampai sekarang? Namun kenyataannya kamu malah mau malas-malasan buat sekolah.  


Miko : (terdiam sejenak) e-enggak Bu ... Saya gak pengen di D.O dari sekolah. Saya masih pengen belajar. Masih pengen bisa nyari ilmu. Masih pengen bisa ngebahagian orang tua Bu  


Roy : (menjawab setelah Miko) iya Bu, kami masih pengen menuntut ilmu Bu. Kami juga tau kalo kami selalu buat masalah dan ngelanggar peraturan sekolah. Tapi Bu, maafkan kami.  

Miko : (tatapannya jatuh ke lantai) Nggeh, Bu, maafkan saya juga. Saya yang sering buat ibu marah-marah dan khutbah—maksud saya ceramah penuh motivasi Ibu  

Ica : (terkekeh geli mendengar kata-kata Miko yang terpeleset) nah gitu dong! (merangkul Miko dan Roy) Itu baru temen ku! Tobat semua! (Tertawa)


Kiwa : (tertawa juga) semoga selalu dalam jalan yang benar kalian berdua, jangan sampai kayak aku (menaruh kedua tangan Kiwa di pundak Miko dan Roy)

Dengan begitu, Miko dan Roy mulai kehidupan baru. Dimana mereka tampak lebih rajin dan semangat ketimbang saat masih dalam fase kegelapan. Sementara itu, Ica, Kiwa dan Bu Alisya terus mendukung dan melihat perkembangan mereka.


(Perlahan, lampu meredup dan musik menghilang, diikuti tirai yang tertutup)



1) Analisis Struktur Teks Drama

- Orientasi : dibuka dengan latar yang dimana berada di sekolah MA dengan waktu yang tengah berada di keadaan aktif sekolah dan Tokoh Utama (Roy dan Miko) mulai masuk ke konflik setelah terlambat  

- Komplikasi : Dimulai dengan Miko dan Roy yang membuat Bu Alisya jengkel karena terus-menerus melihat mereka terlambat  

- Resolusi : dengan adanya Kiwa sang murid baru, Roy dan Miko tersadar akan kelakuan mereka adalah hal sia-sia dan tak mendapatkan apa-apa.

- Koda : Dengan tersadar Roy dan Miko, mereka semua dapat melihat perkembangan teman mereka yang awalnya nakal menjadi rajin dan termotivasi.

2) Analisis Unsur Kebahasaan  

- Penggunaan dialog langsung : Dialog ditulis langsung antar tokoh. Contoh : “iya, kita aja mentok cuman sampe bolos sama skip pelajaran, gak keren sama sekali”

- Kalimat Imperatif dan Ekspresif : Menunjukkan emosi dan ketegangan. Contoh: “Cukup!” , “Hentikan!” , “Kalian berdua!”

- Petunjuk Lakuan (Stage Direction) : Digunakan untuk menandai aksi tokoh. Contoh: (membuka pintu setelah mendengar pernyataan dari mereka) , (menaruh kedua tangan Kiwa di pundak Miko dan Roy).

- Kosakata Emosional dan Relasional : contoh : “semoga selalu dalam jalan yang benar” , “kami masih pengen menuntut ilmu Bu”

- Bahasa sehari-hari : “gasskeun!” , “what’s your name”

- Deskripsi Singkat : pada akhirnya, keempat teman tersebut dengan wali nya dapat mendapatkan hasil yang terbaik bagi diri mereka sendiri.

3) Pesan Moral : Cerita ini mengajarkan bahwa persahabatan sejati tidak hanya tentang bersenang-senang bersama, tapi juga saling mengingatkan dan mendukung untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kesalahan di masa lalu bukanlah akhir dari segalanya, asalkan ada kesadaran dan kemauan untuk berubah. Perubahan positif dapat dimulai dari pengalaman pahit, dan lingkungan yang peduli—baik teman maupun guru—memiliki peran besar dalam membimbing seseorang ke arah yang lebih baik. Jangan pernah malu untuk memperbaiki diri, karena setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua.

4) Paragraf Reflektif : memberikan refleksi mendalam tentang pentingnya proses pendewasaan melalui kesalahan dan pengaruh lingkungan. Tokoh-tokoh seperti Miko dan Roy menunjukkan bahwa remaja sering kali terjebak dalam perilaku menyimpang bukan semata karena niat buruk, tetapi karena kurangnya kesadaran dan arahan. Namun, kehadiran sosok seperti Kiwa yang pernah mengalami konsekuensi nyata dari kenakalan, serta Ica dan Bu Alisya yang terus peduli, menjadi titik balik yang memantik perubahan. Ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berubah, asalkan diberi ruang untuk belajar dari kesalahan dan mendapat dukungan moral yang tepat. Cerita ini mengajak kita untuk tidak cepat menghakimi, tapi berani menyadari kekeliruan dan memilih jalan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA ILMIAH - AHMAD SETIAWAN

 Sisi Lain Media Sosial: Antara Manfaat dan Dampak Negatif bagi Masyarakat Modern Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keh...