Secangkir Kopi di Pagi yang Dingin
Uap mengepul dari cangkir porselen, membaur dengan embun pagi yang menyelimuti jendela kaca. Aroma kopi robusta menggelitik indera penciuman, mengundang rasa nyaman di tengah dinginnya suasana. Di luar sana, dunia masih tertidur. Hanya kicau burung yang menemani kesunyian pagi.
Setiap tegukan kopi terasa seperti pelukan hangat. Pahitnya yang khas membangkitkan semangat, sementara kehangatannya menenangkan jiwa. Di pagi yang sunyi ini, pikiran melayang bebas. Mengingat kembali kenangan masa lalu, merencanakan masa depan, atau sekadar menikmati keindahan saat ini.
Hidup memang penuh dengan lika-liku. Ada kalanya kita berada di puncak kegembiraan, namun tak jarang pula kita harus menghadapi badai kehidupan. Namun, di tengah segala kesulitan, secangkir kopi selalu menjadi teman setia. Ia mengajarkan kita untuk menikmati setiap momen, sekecil apapun itu.
Dalam secangkir kopi, kita belajar tentang kesederhanaan. Bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal-hal besar, tetapi dari hal-hal kecil yang kita syukuri. Seperti secangkir kopi di pagi hari, yang mampu menghadirkan ketenangan dan kedamaian di dalam hati.
Dengan secangkir kopi sebagai teman, kita siap menghadapi segala tantangan yang ada. Karena kita yakin, setelah badai pasti akan ada pelangi. Dan secangkir kopi akan selalu ada di sana, menemani kita dalam setiap perjalanan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar